Menakar Dampak Tapering hingga Kenaikan Suku Bunga Global terhadap Indonesia
Menakar Dampak Tapering hingga Kenaikan Suku Bunga Global terhadap Indonesia
Hal ini dilakukan agar bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve dapat merangsang ekonomi dengan kecepatan lebih cepat.
The Fed ingin akhiri pembelian obligasi sebelum menaikkan suku bunga. The dot plot menunjukkan kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2022 (0,25 persen-1 persen) dari sebelumnya 0 persen.
"Bagaimana pun juga arahan the Fed mengingatkan untuk menjaga suku bunga 0,25 basis poin hingga kondisi tenaga kerja mencapai level konsisten sesuai the Fed,” tulis riset Ashmore Asset Management Indonesia, Minggu (19/12/2021).
Namun, ada peringatan faktor sementara termasuk dari varian baru omicron dan pembukaan kembali ekonomi yang mungkin masih terus mempengaruhi ketidak seimbangan penawaran dan permintaan.
"Tapering yang dipercepat telah dipandu sebelumnya sehingga dampak pasar sejauh ini telah diredam dan mengarah ke sisi positif dari respons pasar saham yang ingin kejelasan,”
Namun, hingga Maret 2022 ketika tapering selesai mungkin pasar melihat munculnya dampak pada berbagai perekonomian.
"Kami tegaskan kembali Indonesia lebih siap menghadapi tapering dan peningkatan suku bunga global,” tulis Ashmore Asset Management Indonesia.
Dari sisi pasar obligasi akan ada tekanan terhadap imbal hasil. Namun, indikator menunjukkan Indonesia catat ekonomi makro yang kuat sehingga memungkinan peningkatan peringkat investasi.
“Ini adalah sebuah skenario optimsis dan akan bergantung pada bagaimana pemerintah mampu mencapai target kebijakannya,” tulis Ashmore.
Sementara itu, pasar saham akan memiliki jalan lebih jelas di depan dengan satu risiko adalah dampak varian baru Omicron terhadap mobilitas. "Kami lanjutkan merekomendasikan untuk tetap investasi seimbang ke saham,” tulis Ashmore.
Komentar
Posting Komentar